Laguatau tembang Jawa cukup populer karena setiap lirik tembang macapat mengandung arti dan makna yang luhur. Setiap gatra terdiri dari 8 suku kata. Karena paugeran wilangan ini, lirik lagu kinanti jika di tulis terlihat rata. Contoh Tembang Kinanthi. Artinya: Dan para pemuda itu, Dimasa sekarang, Sifat sopan santunnya telah ditinggalkan,
DanTerjemahannya Laraning loro ora koyo wong kang nandhang wuyung mangan ra doyan ra jenak dolan neng omah bingung Laranya lara tidak kaya Orang yang merasakan cinta Makan tidak nafsu Tidak main-main Di rumah bingung Mung kudu weruh woting ati duh kusumo ayu opo ra trenyuh sawangen iki awakku sing kuru hanya ingin tau Maunya hati Duh kesuma ayu
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Wuyung Lorone loro ora koyo wong kang nandang wuyung Mangan ra doyan Ra jenak dolan nang omah bingung Mung kudu weruh woting ati duh kangmas wong bagus opo ora trenyuh sawangen iki awakku sing kuru Klopo mudho leganono nggonku nandhang bronto Witing pari dimen mari nggonku ngloro ati Aduh nyowo... Duh duh kusumo ora kroso opo pancen tego Mbok mbalung janur Paring usodo nggonku nandang wuyung reff Klopo mudho leganono nggonku nandhang bronto Witing pari dimen mari nggonku ngloro ati Aduh nyowo... Duh duh kusumo ora kroso opo pancen tego Mbok mbalung janur Paring usodo nggonku nandang wuyung Suka "Wuyung" ? Lihat lagu lainnya ...
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID pM2yyhTOvWcTUTohRZfT7JBOcDiSQ8vRcykOTjCMBBpphoD81uaPdg==
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_193844" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi reuters"][/caption] Saat di sebuah forum saya menggambarkan suasana hati orang yang tengah jatuh cinta, seorang teman menyampaikan bahwa gejala dan tanda-tanda jatuh cinta itu sudah diungkapkan secara gamblang oleh seorang seniman Jawa sekitar limapuluhan tahun lalu, dalam lagu berjudul Wuyung. Lagu itu diciptakan oleh Ismanto, sekitar tahun 1960-an, yang dianggap sebagai gaya baru –pada masanya- dalam jenis musik keroncong berlanggam Jawa. Saya sendiri terhenyak dengan cerita teman tersebut, dan segera teringat sebuah lagu yang dengan sangat apik dinyanyikan ulang oleh Manthous. Di tangan Manthous, lagu ciptaan Ismanto ini menjadi kembali populer di kalangan pecinta Campur Sari. Sebagai orang kampung, sejak kecil saya sering mendengar lagu itu dinyanyikan orang, namun saya tidak hafal liriknya. Penasaran dengan penuturan teman tersebut, saya langsung searching lirik lagu Wuyung. Dengan sangat mudah, ketemulah liriknya. Gejala Wuyung Wuyung, judul lagu tersebut, maknanya adalah jatuh cinta. Setelah saya baca lengkap liriknya, ternyata benar, lagu ini menggambarkan suasana hati orang yang tengah jatuh cinta. Inilah lirik lagu jadul tersebut. Laraning lara / Ora kaya wong kang nandhang wuyung / Mangan ora doyan / Ora jenak dolan neng omah bingung / Mung kudu weruh / woting ati duh kusuma ayu / Apa ora trenyuh / sawangen iki awakku sing kuru / Klapa mudha leganana nggonku nandhang branta / Witing pari dimen mari nggonku lara ati / Aduh nyawa / Duh duh kusuma / Apa ora krasa apa pancen tega / Mbok mbalung janur / Paring usada mring kang nandhang wuyung Agak sulit untuk menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, karena akan sangat banyak mengurangi keindahan rasa bahasanya. Ada beberapa kata yang bahkan tidak bisa diterjemahkan apa adanya karena berupa tembung sanepa. Misalnya kata witing pari, klapa mudha, dan mbalung janur. Harus dicari artinya terlebih dahulu, kemudian dipahami kaitan dengan kalimat berikutnya. Ini untuk memperindah bahasa dalam sastra Jawa. Witing pari adalah pohon padi, dalam bahasa Jawa disebut damen. Maka disambungkan untuk mengungkapkan kata dimen, yaitu dimen mari yang artinya agar sembuh. Ada kedekatan pengucapan kata damen dengan dimen. Klapa mudha atau kelapa muda, dalam bahasa Jawa disebut degan, disambungkan dengan kalimat berikutnya untuk mengungkapkan leganana, yang artinya legakanlah. Ada kedekatan pengucapan kata degan dengan legan dalam kata leganana. Mbalung janur atau balung janur, adalah tulangnya janur. Janur adalah daun kelapa, tulangnya janur, dalam bahasa Jawa disebut sada, atau lidi dalam bahasa Indonesia. Disambungkan dengan kalimat berikutnya, untuk mengungkapkan kata usada yang artinya obat atau kesembuhan. Ada kedekatan pengucapan kata sada dengan usada. Jadi beberapa tembung sanepa tersebut tidak bisa masuk dalam terjemahan, karena itu hanya penghias sastra untuk memperindah dan mempertajam rasa bahasa. Jika diterjemahkan secara bebas, maka kurang lebih maknanya seperti ini. Sakitnya sakit / tidak seperti orang yang sedang jatuh cinta / makan terasa tidak enak / bepergian tidak nyaman, di rumah juga bingung / hanya ingin selalu melihat si tambatan hati / duhai bunga yang cantik / apa kamu tidak sedih / lihatlah badanku yang kurus ini / legakan perasaanku yang sedang kasmaran / biar sembuh sakit hatiku / aduh jiwaku / wahai bunga / apakah kamu tidak merasa, atau memang tega / berilah obat kepada aku yang sedang kasmaran Laraning Lara, Itulah Wuyung Sakitnya sakit, tidak ada yang lebih sakit daripada orang yang jatuh cinta. Begitu penggal pertama lagu tersebut. Luar biasa mengharu biru cara mengungkapkannya. Jatuh cinta justru dikatakan sebagai sakit yang paling sakit. Beberapa kalangan pujangga menyebutkan jatuh cinta itu adalah derita tanpa akhir. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, bepergian tidak nyaman, di rumah pun bingung. Seorang ulama besar, Ibnul Qayyim al-Jauzy menyatakan, “Jika engkau ingin tahu tentang siksaan pemburu dunia, maka renungkanlah keadaan orang yang sedang didera rasa cinta“. Hal ini menggambarkan, betapa para pemburu kenikmatan dunia justru berada dalam kondisi yang kontradiktif, karena jatuh cinta justru membuat mereka menjadi sakit. Seorang penyair mengungkapkan Tidakkah di dunia ini ada orang yang lebih menderita dari pencinta Meski ia mendapatkan cinta ini manis rasanya Engkau lihat ia selalu menangis pada setiap keadaan Karena takut berpisah, atau takut karena rindu mendalam Ia menangis jika berjauhan, sebab didera kerinduan Ia menangis pula saat berdekatan, sebab takut perpisahan Air matanya mengalir saat bertemu Air matanya mengalir saat berpisah Sakit, bukan? Bahkan seperti menyiksa diri. Saya pun menemukan sebuah puisi berjudul “Cinta, Derita Tiada Akhir” yang mengungkapkan rasa sakit ini, di blog Fienangels Puisi yang menggambarkan dengan jelas, betapa sakitnya cinta. Kau hancurkan benteng pertahananku dan kau penjarakan aku dengan cintamu Kini kau pergi begitu saja meninggalkanku sebagai tawanan perang Kepedihan menyeruak masuk mengiris hatiku Terpaksa kuterima karena perisaiku tak mampu lagi menghalangi Menusuk jantungku dengan kejam dan sadis Luka yang ditorehkan begitu dalam Air mata tak lagi kurasa padahal masih mengalir turun Aku tak mengerti kenapa ini terjadi Aku si penakluk cinta, sudah kalah Keluar sebagai pecundang dalam perang tak berwujud Sakitnya begitu nyata Ingin kupaksa keluar bersama setiap helaan nafasku Tapi bagaimana bisa, kalau bahkan nafas saja tak lagi kurasakan Semangatku, asaku, warna kehidupanku, semua buyar Mataku tak bisa lagi menatap dunia yang luas Bukan karena dunia tampak kosong Bukan..bukan karena kekosongan Suram dan buram, cuma itu yang terlihat saat ku memandang segala arah Jadi ini yang namanya cinta Deritanya tiada akhir Luar biasa penderitaan dan sakit yang muncul karena jatuh cinta. Ungkapan puisi tersebut memperkuat “laraning lara” dalam lagu Wuyung. Coba perhatikan penggalan kalimat puisi ini, “Menusuk jantungku dengan kejam dan sadis / Luka yang ditorehkan begitu dalam”. Lebih jelas lagi, tergambar dalam penggal terakhir puisi tersebut. “Jadi ini yang namanya cinta / Deritanya tiada akhir”. Maka, hati-hati menjaga hati. Jangan cepat jatuh cinta. Jangan cepat terpedaya. Bentengi diri dengan iman yang kuat. Jaga diri dengan akhlak mulia. Lihat Sosbud Selengkapnya
Lirik Dan Terjemahan Lagu Wuyung Lirik lagu yang akan di berikan kali ini dari sang maistro Campursari Laggam Jawa Kuno yaitu Manthous yang berjudul Wuyung. Laguyang bercerita tetang orang yang sedang Kasmaran atau Jatuh Cinta atau dalam bahasa jawa Wuyung. Lagu Wuyung ini sangat terkenal, selain Manthaus banyak penyanyi yang mengnyanyikan ulang. Seperti Didi Kempot, Sunyahni dan masih banyak lagi. Karena lirik lagu Campursari Langgam Jawa kuno ini memiliki yang sangat mendalm dalam setiap syair dari bait ke berikut lirik lagu Langgam Jawa Wuyung dari Manthous selengkapnya. Dan di berikan liriknya agar dapat di hafal dan dinyanyikan serta sangat cocok buat Lagu WuyungWuyung Jatuh CintaLorone loro ora koyowong kang nandang wuyungMangan ra doyanRa jenak dolan nang omah bingung Mung kudu weruhwoting ati duh kangmas wong bagusopo ora trenyuhsawangen iki awakku sing kuru Klopo mudho leganononggonku nandhang brontoWiting pari dimen mari nggonku ngloro atiAduh nyowo... Duh duh kusumoora kroso opo pancen tegoMbok mbalung janurParing usodo nggonku nandang wuyung reff Klopo mudho leganononggonku nandhang brontoWiting pari dimen mari nggonku ngloro atiAduh nyowo... Duh duh kusumoora kroso opo pancen tegoMbok mbalung janurParing usodo nggonku nandang wuyungDan berikut Terjemahan Lagu Wuyung Sakitnya sakit tidak seperti orang yang sedang jatuh cinta makan terasa tidak enak ndak enak main/jalan2 tetapi dirumah malah bingung hanya ingin melihat trus-trusan wot=tempat menyebrang diatas parit/sungai biasanya terbuat dari bambu/kayu jembatan kecil, woting kependekan dari wot ing tambatan hati duhai bunga yang cantik apa tidak kasihan lihatlah badanku yang kurus ini klapa muda=degan, maksudnya leganono=legakan legakan perasaanku yang sedang kasmaran witing pari= damen maksudnya dimen mari=biar sembuh biar sembuh sakit hatiku aduh nyawa wahai bunga bunga bisa diartikan cewek yang menarik hati apa memang ndak terasa atau memang membiarkan balung janur=soddo/lidi maksudnya usada=obat memberi/berilah obat kepada yang lagi kasmaranCatatan Ada beberapa bait syair yang tidak bisa diterjemahkan langsung karena tembung sanepa. Witing pari, klapa muda, mbalung janur. Tetapi harus dicari artinya trus diterjemahkan. Jadi maksud kata witing pari dimen mari bukan pohon padi berikan artinya berikan kesembuhan. Itulah seninya sastra jawa yang sudah banyak dilupakan >
lirik lagu wuyung dan artinya